Saat itu aku duduk di kelas dua SMP. Tubuhku masih belum
menunjukkan
tubuh orang dewasa. Yah, aku memang baru berusia 15 tahun.
Masih
anak-anak. Bulu jembutku pun belum lebat. Tapi kontolku
sudah tumbuh
besar. Lebih besar dari kontol teman2 sekelasku. Kami sering
menunjukkan kontol kami waktu sedang ngaceng saat berganti
pakaian
setelah selesai berolah raga di sekolah. Kenakalan anak yang
merupakan
hal biasa. Tapi terkadang aku agak napsu juga melihatnya.
Sejak usia 11
tahun aku sudah terbiasa bermain sex sejenis dengan teman2
tetangga
rumahku.Tapi permainan sex kami hanya sebatas telanjang
sambil
bertindihan sampai ngloco bareng sampai keluarnya sperma.
Aku belum
mau mengisap kontol mereka walaupun mereka mau mengisap
kontolku
karena terkadang mereka kutraktir makan ataupun kubelikan
sesuatu.Dan itu sangat sering kami lakukan. Kurasa itu hanya
sekedar
kenakalan kami yang belum begitu tahu tentang sex. Eyang
putriku hanya
seorang diri sejak eyang kakungku meninggal. Eyang ditemani
Oleh Om
Koko yang sudah duda dan anaknya Andhika. Andhika saat iru
sudah kelas
3 SMA. Suatu saat Om Koko dikirim belajar ke Jepang oleh
perusahaannya. Karena di rumah sebesar itu di daerah Tebet
hanya dihuni
olehAndhika dan Eyang putri, maka Mama dan Papa memintaku
untuk
tinggal di rumah Eyang sementara Om koko, adik Mama, ke
jepang.
Mulanya aku menolak, tapi karena rumah eyang dekat dengan
sekolahku,
maka aku sulit untuk menolak. Jadi aku bisa bangun agak
siang karena
jarak ke sekolah hanya 10 menit berjalan kaki. Sebulan
pertama aku
merasa tak betah. Itu semua gara2 Andhika yang tak pernah
mau bicara
padaku. Pandangannya sinis setiap kali aku di rumah. Apalagi
kalau lagi asyik
ngobrol dengan eyang. Maklum aku cucu kesayangannya. ungkin
dia iri.
Apalaagi aku lebih tampan dan pintar pula di sekolah. Masa
bodoh dengan
Andhika. Yang penting Eyang suka kepadaku. dan senang dengan
kehadiranku. Aku menempati kamar di lantai atas, persis
disebelah kamar
Andhika. Tapi kamarku lebih besar dan ada balkonnya.Ini
tentunya
membuat Andhika lebih iri. Mungkin saja demikian, tapi itu
cuma asumsiku
saja, karena sampai hari ini Andhika sama sekali belum pernah
bicara
sepatah katapun kepadaku.Aku benci sekali kepadanya. Mungkin
dia
anggap aku cuma seorang anak kecil. Masa bodoh.Peduli amat
dengan
Andhika. Padahal diam-diam aku mengagumi dirinya yang jantan
dan
perkasa. Sering kulihat dia hanya bercelana pendek ketat
saat berolah
raga di halaman belakang yang luas, atau kalau dia sedang
berenang di
kolam renang di halaman belakang. Malam itu hujan deras
disertai angin
kencang. Jam sembilan malam eyang sudah masuk kamarnya.Malas
nonton tv sendirian di ruang tamu, maka aku naik ke atas, ke
kamarku.Satu jam main Ps membuatku jenuh. Mendadak pikiran
iseng
muncul. Kuputar VCD bokep milik yono, teman sekelasku. Dia
takut
menyimpannya di rumahnya, maka dititipkannya padaku. Ada
tiga keping
semuanya . Pelan2 kubuka pakaianku hingga aku telanjang
bulat.Kuelus2
kepala kontolku. Tapi terlalu malas untuk mengocoknya karena
rasa
kantuk mendadak muncul, dan akhirnya aku tertidur. Entah
berapa lama
aku tertidur sampai mendadak aku terbangun karena kurasakan
ada
tangan kekar memelukku dari belakang dan terasa kehangatan
tubuh
yang telanjang melekat erat ke tubuhku.Aku pikir itu Udin,
pembantu
eyang. Tapi Udin sudah dua hari pulang kampung karena ibunya
meninggal.
Memang Udin pernah beberapa kali memijitiku sampai akhirnya
berakhir
dengan permainan sex. Udin berusia 18 tahun. Sejak kecil dia
sudah tinggal
dengan eyang dan di biayai sekolahnya. Sekarang Udin sudah
kuliah , juga
atas biaya eyang.Aku balikkan badanku untuk melihat siapa
yang
memelukku. Ternyata Andhika. Kudorong tubuhnya yang
telanjang. Tapi
dia tetap berusaha memelukku terus. Semakin aku berontak,
semakin
erat dia memelukku. Tenaganya jauh lebih kuat dariku. Maklum
karena dia
rajin berolah raga, dan dia karateka pemegang ban hitam. Aku
tak
berdaya melawannya lagi apalagi waktu dia mulai mencium
bibirku dengan
bibirnya. Lidahnya melanglang buana didalam mulutku, membuat
birahiku
memuncak, ditambah dengan kehangatan tubuhnya yang kekar,
dan
terutama hangatnya kontol Andhika yang ngaceng beradu dengan
kontolku. “maaf, bumi.Tadi kulihat pintu kamarmu terbuka
sedikit. Aku
intip dan kulihat kamu tidur telanjang. Film bokep masih
berputar. Untung
bukan eyang yang melihat ini. Aku tidak tahan melhat kamu
telanjang”.
Andhika terus mengoceh. Aku jadi malu sendiri. Tapi kurasa
aku tadi sudah
mengunci pintu kamarku. Aku yakin sekali. “Aku harap kamu
mau
memaafkan sikapku selama ini, Bumi. Sebenarnya aku pingin
akrab
denganmu, tapi aku cemburu waktu kebetulan aku lihat kamu
sedang
tidur berpelukan telanjang dengan Udin”.lanjutnya.Aku
terkejut
mendengar pengakuannya. Jadi selama ini dia memperhatikanku,
bahkan
sampai tahu aku tidur dengan Udin. Bagaimana mungkin?
Padahal aku selalu
menguncikamar setiap kali Udin tidur di kamarku.Bahkan kalau
sedang
sendirianpun aku selalu mengunci kamarku. jangan-jangan…..
ah, malas aku
memikirkannya. Yang penting sekarang aku sudah dalam
pelukannya.
Karena aku diam saja dan menyambut serangan ciuman dan
pelukannya.
maka dia semakin gencar menyerangku. Kontolku yang tidak
sebesar
kontolnya dilahap sampai masuk seluruh batang kontolku ke
mulutnya.
begitu hangat dan lembut mulut Andhika. Akupun tak kalah
napsu. dalam
posisi69. kurenggyt kontlonya, kurebakkan bulu jembutnya
yang lebat.
Hanya setengah kontolnya yang bisa kukulum ke dalam mulut.
Lidahku
berputar2 menyapu ujung kontolnya. Andhika memejamkan mata
menikmati permainan lidahku pada kontolnya.Begitu pula
sebaliknya.
Akhirnya kami hampi berbarengan menyemprotksn sperma. Kami
menelan cairan hangat yang nikmat itu dengan lahap. Ternyata
Andhika
masih belum puas. Hanya lima menit berselang dia mengentoti
lubang
anusku. Perlahan dan lembut dia menindih tubuhku dari atas
tubuhku yang
tertelungkup. Terasa sakit pada awalnya, tapi rasa nikmat
menyusul
sesaat kemudian. Aku telah terbiasa dientot lubang anusku,
dan aku
menikmatinya.Apalagi bila yang mengentotiku adalah para
lelaki muda dan
gagah yang memang jadi idamanku. Andhika mengangkat tubuhku
dengan
mudah. Dia duduk dipinggir tempat tidur dan aku duduk
dipangkuannya.
Makin terasa seluruh batang kontolnya mendesak lubang
anusku, dan
semakin nikmat kurasakan. Pantatnya bergoyang seirama dengan
goyanganku. Tangannya mengocok kontolku. Sepuluh menit
berjalan
sampai akhirnya untuk kedua kalinya kami menyemburkan sperma
hangat.
Kaliini spermanya berhamburan di lubang anusku, sementara
spermaku
muncrat membasahi kaki kami, dan sebagian berceceran di
karpet.
Perlahan dicabutnya kontolnya dari anusku. Selanjutnya kami
tertidur
berpelukan. Kurasakan ciumannya di seluruh wajahku. Sampai
akhirnya
kami lelap. Hari demi hari kami lalui malam2 kami hanya
dengan sex. Sering
juga Udin kami ajak bergabung. Kalau tahu begini sejak dulu
aku mau tinggal
di rumah eyang. Makin hari cintaku makin besar kepada
Andhika dan begitu
pula sebaliknya. Ahhh, aku bersyukur menjadi gay. Bisa
merasakan puluhan
bahkanratusan kontol dari lelaki2 yang kuinginkan. Aku
bahagia menjadi
seorang gay.
aku gay add punyaku 262885 ab / 08175475569 sms aja yaa>> maklum sring terima tamu>> jogja aja ya>> maklum aku ada istri>>
BalasHapus